Reaksi alergi terhadap gigitan serangga dapat dibedakan menjadi reaksi lokal minor, reaksi lokal luas, dan reaksi sistemik. Reaksi lokal minor ditandai dengan area bekas gigitan yang terasa sakit selama beberapa hari, namun hal ini tergolong normal. Reaksi lokal luas bisa menyebabkan gejala-gejala lain, seperti bengkak, ruam, dan gatal-gatal.
Sementara itu, reaksi sistemik biasanya membutuhkan pertolongan medis secepatnya karena bisa menyebabkan reaksi alergi berat, biasa disebut dengan reaksi anafilaksis. Mengenai gejala reaksi sistemik, di antaranya sesak napas, wajah dan mulut membengkak, jantung berdenyut cepat, pening, mual, muntah atau diare, suara serak, bersin, atau bisa juga merasa linglung. Gigitan dan sengatan serangga memang penyebab umum anafilaksis, namun kasus ini jarang terjadi. Gigitan nyamuk umumnya menyebabkan bentol yang terasa gatal yang biasanya akan hilang dalam beberapa jam. Namun dapat pula hingga beberapa hari.
Nyamuk memang serangga yang umum dijumpai di negara-negara tropis, salah satunya adalah di Indonesia. Jagalah kebersihan diri dan ruangan agar terhindar dari serangan serangga pengisap darah ini. Nyamuk betina menentukan sasaran mangsanya berdasarkan kombinasi bebauan, hembusan napas, dan senyawa di dalam keringat seseorang. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan diri agar tidak menjadi sasaran nyamuk. Bila Anda atau anak bermain di luar ruangan dan digigiti nyamuk, berikut adalah beberapa cara menghilangkan bekas gigitan nyamuk.
1. Penanganan segera.
Gunakan krim antihistamin atau losion kalamin. Sementara itu, reaksi alergi yang lebih serius mungkin akan membutuhkan pil antihistamin sesuai resep dokter.
2. Jangan menggaruk bekas gigitan nyamuk, apalagi dengan kasar.
Garukan dapat membuat kulit terluka dan mengundang infeksi. Bila tidak tahan untuk menggaruk, seorang ahli dermatologi mendukung berbagai cara berikut untuk menyiasatinya, yaitu:
Menempelkan solatip pada bekas gigitan nyamuk agar Anda atau anak tidak menggaruk kulit secara langsung, terutama ketika tidur di malam hari.
Mengusapkan madu pada bekas gigitan nyamuk untuk mencegah infeksi karena madu mengandung antiseptik.
Mengusapkan lidah buaya atau gel lidah buaya untuk meringankan peradangan. Agar lebih nyaman, gunakan lidah buaya yang sudah didinginkan.
Menggosokkan alkohol untuk mengusir rasa gatal. Bila tidak ada alkohol, sedikit hand sanitizer juga bisa digunakan karena biasanya mengandung alkohol.
Mandilah dengan air dingin tanpa menggunakan sabun.
Jika cara menghilangkan bekas gigitan nyamuk di atas masih belum efektif, segera cari bantuan medis, terlebih bila mengalami reaksi serius yang penyebabnya dirasa bukan alergi. Reaksi serius tersebut dapat berupa mual atau muntah, kelelahan, sensitif terhadap cahaya, demam, sakit kepala berat, kebingungan, nyeri di seluruh tubuh, serta melemahnya otot pada salah satu sisi tubuh akibat gangguan saraf.
Sebuah pepatah berbunyi, ”Lebih baik mencegah daripada mengobati.” Ada benarnya bahwa kita perlu mencegah gigitan nyamuk karena nyamuk bisa membawa penyakit serius, seperti demam berdarah, malaria, demam kuning, meningitis, maupun encefalitis atau infeksi otak. Kunci pencegahan terletak pada kebiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Usahakan melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan memakai baju lengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki. Jangan lupa untuk selalu membersihkan tempat-tempat di mana air tergenang yang memungkinkan untuk beberapa jenis nyamuk berkembang biak.
Semoga dengan informasi ini kita dapat menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi rasa gatal bekas gigitan nyamuk, sehingga tidak menggaruknya yang justru akan membawa dampak yang lebih buruk. Semoga bermanfaat untuk kita semua dalam menambah wawasan kita.
0 Response to "Berbahaya! Jangan Menggaruk Bekas Gigitan Nyamuk"
Post a Comment