Hai pria berjenggot, ini kabar baik buat kamu. Sebuah penelitian terbaru yang datang dari para peneliti Boston's Brigham and Women's Hospital menunjukkan bahwa kamu tak salah dalam memilih gaya. Berlawanan dengan anggapan orang-orang pada umumnya, para peneliti tersebut menunjukkan bahwa jenggot memberikan efek anti bakteri bagi pemiliknya.
Bakteri justru lebih senang berlabuh pada pria yang tak memiliki rambut di wajah mereka (seperti kumis atau jenggot). Studi tersebut dilakukan pada rumah sakit yang melibatkan pria dengan jenggot dan juga tanpa jenggot.
Hasilnya, para pria yang memiliki jenggot ternyata hanya memiliki sedikit bakteri methicillin-resistant staph aureus. Bakteri ini lebih dikenal sebagai bakteri resisten antibiotik atau Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Para peneliti berpendapat bahwa aktivitas mencukur rambut wajah menyebabkan lecet tak terlihat. Lecet ini kemudian dijadikan bakteri sebagai tempat berkembang biaknya, terutama bakteri jahat.
Berdasarkan pada teori biologi, sangat mungkin bahwa beberapa bakteri yang ditemukan pada jenggot menjadi pelindung untuk melawan bakteri jahat yang ingin menyerang. Dengan kata lain, bakteri yang ditemukan pada pria berjenggot memiliki sifat yang kurang lebih melindungi.
Jadi, memelihara jenggot bukan hanya karena alasan penampilan saja, melainkan juga dapat membawa dampak yang baik bagi kesehatan. So, buat kamu para pria, tertarik untuk memiliki jenggot? Atau buat para ladies, apakah sekarang kamu akan lebih tertarik memiliki pasangan pria berjenggot? Semoga informasi ini dapat menambah wawasan sekaligus memberi inspirasi banyak orang.
0 Response to "Inilah Fakta Kesehatan dibalik Lebatnya Jenggot yang Harus Anda ketahui"
Post a Comment